Ketika langit berubah warna menjadi gelap dan terdengar suara kicauan burung
menghiasi tenggalamnya matahari, hatiku berubah menjadi tak menentu dan
pikiranku melambung sangat tinggi menembus ruang dan waktu. Aku terbawa dan
terhanyut pada dimensi waktu. Aku sendiri tidak bisa memahami dan mengerti
mengapa malam dapat membius aku ke relung jiwa? Malam seperti seorang sahabat
yang membawa dan menggenggam tanganku berkelana menembus dimensi waktu.
Terkadang terlintas pada benakku dan hatiku mengucapkan syukur karena aku
masih diberikan kesempatan untuk menikmati malam oleh-Nya. Pada saat malam
datang menghampiri diriku dan aku tidak mampu menahannya, di saat itulah aku
dapat berbicara pada hati dan jiwaku, "Apa yang telah telah terjadi dalam
hidupku? dan Apa yang sebenarnya dalam hidupku ini?.
Tidak hanya itu, tetapi aku pun dibawanya melambung tinggi, menembus sebuah
asa, dan anganku. Aku seakan memiliki sebuah kemampuan yang diberikan oleh-Nya
untuk menguntai dan merajut semua asa dan mimpi-mimpiku.
Tak jarang hatiku bertanya, “Ah, apakah aku mampu meraih dan menggampai
mimpi-mimpiku. Aku pun bergumam , “Apa aku salah memiliki mimpi-mimpi itu? Apa
ini semua hanya emosi?”.
Tapi, aku terlintas teringat akan pepatah “Raihlah mimpimu setinggi langit.”
Aku manusia biasa yang telah diberikan dan dianugerahkan kemampuan oleh-Nya.
Aku hanya bisa berusaha dan berdoa untuk menggampai semua asaku.
Klise pengalamanku yang tersusun di benakku membuat aku untuk terus
melangkahkan langkahku walaupun aku sadar tidak mudah melewatinya. Banyak kelikir,
bahkan batuan pun sering aku temui dalam perjalananku.
Tidak jarang, emosi dan semangatku sering berirama tidak menentu, bagaikan
ombak kadang pasang dan kadang surut. Tetapi, Aku tidak mau dihempas oleh nya.
Hatiku tak hentinya meminta pertolongan-Nya untuk menguatkanku dan Dia
memberikan sebuah jawaban dalam berupa keyakinan dalam meneruskan langkahku hingga
garis finis.
Kadang, ketika sahabatku menjemput, yaitu malam, aku merenung apa
sesungguhnya arti sebuah hidup? Pejuangan?bersenang-senang? Kesederhanaan? Kekayaan?Kesuksesan
atau berpasrah tanpa adanya usaha bagaikan air yang mengalir?. Semua itu merupakan
pilihan manusia, manakah yang akan dipilih dalam hidupnya.
Di saat itulah aku dapat menemukan sebuah jawaban apa arti sebuah hidup.
Tentunya, pilihanku berbeda dengan orang lain. Aku hanya manusia ciptaanNya yang
hanya berdoa dan berusaha dan aku yakin
akan indah pada waktunya. Tuhan akan memeluk semua asa hamba-Nya hingga dirinya
kembali ke “ Rumahnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar