Negara Indonesia merupakan salah satu negara di Kawasan Benua Asia yang rentan terhadap bencana. Tak jarang bencana yang terjadi sering memakan jumlah korban jiwa serta menghancurkan harta benda. Bencana alam dapat datang sewaktu-waktu dan tidak memandang lokasi yang ditujunya. Kita sebagai manusia tak kuasa menolak datangnya bencana, tapi kita dapat meminimalisir jumlah korban dan harta benda. Kesiapsiagaan terhadap kebencanaan dapat diperoleh dari pendidikan sadar bencana melalui media massa. Lantas, apakah Media Massa saat ini telah memberikan edukasi kebencanaan?
Bencana alam telah menjadi “tamu akrab”yang sering datang ke wilayah Indonesia, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, puting beliung dan angin kencang. Kita menjadi perihatin ketika melihat siaran media massa tentang dampak yang ditimbulkan dari bencana alam. Banyak saudara kita yang telah menjadi korban amukan bencana alam.
Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam, dan mengganggu kestabilan kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor non alam sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Suatu bencana tidak dapat dicegah tetapi jumlah korban dapat diminimalisir. Maka, kita perlu membekali diri dengan sebuah kesiapan dan kesadaran terhadap kebencanaan. Sikap ini dapat kita pelajari dari negara Jepang yang notabene negara rawan terjadi bencana gempa bumi dan tsunami. Masyarakat Jepang telah “bersahabat” dengan bencana, mereka tak memiliki ketakutan tuk menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami. Justru, Mereka telah menyiapkan diri tuk menghadapi bencana alam.
Sikap keluwesan mereka dalam menghadapi bencana dapat mengurangi jumlah korban jiwa. Hal ini dapat dilihat dari kejadian gempa bumi dan tsunami waktu itu, Meskipun gempa yang terjadi berkekuatan besar, tetapi tidak memakan jumlah korban yang besar.
Sebuah pertanyaan yang harus dijawab saat ini, mengapa kita perlu belajar dari negara Jepang?. Saat ini, masyarakat Indonesia masih kurang mendapatkan pendidikan tentang kebencanaan. Masyarakat Indonesia masih mengandalkan peran pemerintah dalam mengatasi bencana. Akibatnya, masih banyak jumlah korban akibat bencana alam dan masalah baru bermunculan karena ketidaksiapan kita menghadapinya.
Media Massa Mengedukasi Kebencanaan
Media massa tak hanya menyebarkan informasi, dalam hal ini adalah informasi saat bencana terjadi, tetapi media diharapkan dapat memberikan informasi sebelum bencana terjadi, tentang bagaimana cara menyelematkan diri dari bencana alam dan informasi tentang karakteristik kebencanaan. Selain itu, media juga harus mampu memberikan informasi tentang langkah-langkah yang ditempuh setelah bencana terjadi.
Komunikasi menjadi kunci pelaksanaan pendidikan kebencanaan yang menggunakan bermacam-macam media baik berupa audio (siaran radio), visual (poster, leaflet, booklet, buku saku, berita surat kabar ataupun audiovisual (siaran televisi).
Implementasi program pendidikan kebencanaan dilakukan kepada seluruh lapisan adat. Selain itu, perlu adanya jalinan dukungan dan kesepahaman untuk peduli pada pendidikan kebencanaan dari berbagai pihak dan para pemangku kepentingan. Peningkatan dan pembangunan kemampuan dalam menghadapi bencana perlu dilakukan. Keberhasilan dari proses pembelajaran tentang kebencanaan akan membentuk sikap sadar bencana dengan ciri-ciri sebagai berikut: (http://www.google.com/).
a. Masyarakat tanggap dalam mengambil sikap secara mandiri dan spontan.
b. Mayarakat memiliki keterampilan dalam berfikir dan dapat hidup di daerah atau wilayah yang rawan bencana.
c. Terbentuknya sistem kemitraan dan kelompok kerja dalam melakukan penanggulangan bencana.
d. Masyarakat dapat melakukan pemecahan masalah kebencanaan di daerahnya (problem solving).
e. Masyarakat mampu melakukan pengambilan keputusan secara tepat untuk mengatasi bencana di daerahnya.
Media massa harus lebih cerdas dalam memberikan informasi kepada masyarakat, terutama informasi yang mengandung pendidikan mitigasi bencana agar terbentuk masayarakat yang mandiri dan mawas diri terhadap bencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar