Aku menaikki sebuah kereta yang mengantarkanku ke sebuah kota yang nyaman dan hangat. Aku duduk dekat jendela memandang hamparan sawah. Aku melihat jam tanganku tinggal beberapa jam lagi, aku tiba di Stasiun Tugu. Kereta membawaku berjalan lagi setelah sempat berhenti di Stasiun Kutoarjo. Satu jam kemudian, terdengar suara dari petugas kereta api yang mengumumkan bahwa kereta telah tiba di stasiun Tugu.
Aku keluar dari gerbong kereta, berjalan menuju keluar pintu Stasiun Tugu. Disana, telah banyak tukang becak yang menawarkan jasanya dengan logat yang khas. Aku berdiri menunggu pemuda berbadan tegap dan tinggi, tak lain adikku.
Tak lama kemudian, Dia datang dengan sepeda motornya, Aku tersenyum penuh semangat melihat tatapan Dia. Aku langsung bonceng Dia dengan menghirup udara yang segar sambil melihat suasana pagi di Jogja. Tapi, motor itu tak mengarah ke rumah, tetapi justru menuju ke sebuah warung lesehan., tempat yang selalu Aku datangi tiap kakiku menginjak kota ini. Warung tersebut, terletak di Alun-Alun selatan. Disana, kami membeli lontong sayur dan nasi uduk untuk sarapan kami di Rumah.
***
Malam harinya, tepatnya malam minggu, Aku berkelana dengan Adikku yang setia mengantarkanku berkeliling kota Jogja. Aku berjalan kaki dengan Dia menyelusuri trotar Jalan Malioboro sampai Pasar Beringharjo. Disana berjejer pedagang kaki lima, yang menjajakan aneka macam pakaian, perhiasan, aksesoris, dan makanan khas Jogja. Rasanya otakku telah mengeluarkan zat-zat negatif, Aku merasa rileks dan terbius menikmati suasana malam hari di jogja ditambah suasana romantis yang didapat dari cahaya lampu yang berjejer di trotoar.
Salah satu tempat, selain Malioboro Mall, yang tak terlewatkan dari perhatian saya adalah Mirota Batik. Disana, kita dapat melihat aneka macam pernak-pernik, pakaian, peralatan, dan kerajinan khas Jogja. Ketika kita masuk ke Mirota Batik, disambut dengan suasana “keraton.”
Usai dari Malioboro, saya dengan adik saya langsung meluncur ke Yogyakarta Utara, disana kami berkeliling menyusuri Jalan Solo, salah satu jalan yang ramai dikunjungi karena di sana banyak pertokoan dan pejual makanan yang berjejer diatas trotoar.
Masih di area Jogja Bagian Utara, Aku mendatangi salah satu Mall yang terbesar di Kota Jogja, Ambarukmo Plaza yang terletak di Jalan Solo dekat Hotel Safir.
***
Sebelum menuju kerumah, Aku dengan Adikku meluncur ke Alun-Alun Selatan, disana Aku membeli Wedang Ronde dan Jagung Bakar sambil menikmati suasana malam yang sangat ramai. Banyak pengunjung yang datang kesana, mereka menaikki kereta kuda yang berkeliling Alun-Alun Selatan atau hanya sekedar nongkrong.
Setelah itu, Aku dan Adikku menuju ke sebuah Warung Bakmi Jowo “Pak Geno”, warung ini sangat ramai didatangi para pembeli dari dalam maupun luar kota, bahkan dari luar negeripun, ikut merasakan kenikmatan Bakmi “Pak Geno”. Warung ini terletak di Jalan Parangtritis, tepatnya dekat Pasar Pawirotaman.
***
Keesokkanya, sebelum Aku balik ke kota Metropolitan, Aku menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh, yaitu Bakpia Pathok 25 dan Gudeg Wjilan (terletak di Plengkung Wijilan atau Jalan Wijilan).
Dengan penuh semangat, Aku bersiap kembali ke Kota Jakarta, untuk menyelesaikan tugas-tugas yang harus diselesaikan. Meskipun hati ini belum puas karena belum mendatangi beberapa tempat di Jogja, seperti Kaliurang dan beberapa pantai (Parangtritis, Kukup, Baron, dan Trisik), tapi aku sangat senang telah bernostalgia di kota ini.
Hanya 3 kata yang Aku sembahkan buat kota ini I Love You .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar