Kala itu, matahari bersinar…….di sebuah halaman Kantor Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebuah institusi yang kerjanya
mengamati, mengolah, dan menyebarkan informasi cuaca, iklim, gempa dan tsunami,
terlihat rombongan anak SD kelas 3 berlari kecil menuju ke sebuah ruangan yang
luas dan nyaman. Mereka dengan polosnya memasuki ruangan dan menempati bangku
yang disediakan.
Mata mereka tak lepas dari berbagai bentuk atau benda yang
ada. Mereka dengan lugunya memberikan pertanyaan yang menggelitik,”Kok bangunan
itu bergerak?kok bisa yah?”saat mereka menuju ke Simulator Gempa Bumi, alat
simulasi gempa bumi.
Kegaduhan dan keramaian terdengar saat mereka mencoba alat
simulasi itu. Tawa lepas terlihat di wajah mereka. Seakan-akan mereka menemukan
dunianya. Langkah mereka tak henti di lokasi tersebut, mereka tak menghiraukan
teriknya matahari, mereka menuju ke Taman Alat, Stasiun Meteorologi 745
Jakarta. Disana, mereka berlarian dan memegang alat yang mereka liat.
Wajah mereka sangat takjub melihat alat yang asing bagi
mereka. Celotehpun keluar dari mulut mereta,”Itu apa, sangkar burung yah?” saat
menunjuk sangkar termometer. Kami pun tertawa geli. Mereka dengan polosnya
mendengarkan berbagai penjelasan tentang alat-alat pengamatan cuaca secara
manual yang ada.
“Bu, itu apa kok bisa terbakar kertasnya?”tanya mereka, saat
menunjukkan kertas bias pada alat Camble Stock (alat mengukur lamanya
penyinaran matahari). Pertanyaan yang membuat kami terkagum, pertanyaan yang
kritis di usia mereka .
Kunjungan diakhiri di lokasi Stasiun Geofisika Jakarta,
Stasiun pengamatan gempa bumi. Saat memasuki ruangan itu, terucap, “Wah kita
diajak ke museum!”Mereka terheran-heran melihat alat-alat pencatat gempa bumi
(seismograf) dari tahun 1908 hingga sekarang.
***
Merekapun berjalan menuju ke pintu keluar, sambil
mengucapkan “terima kasih “dengan nada yang lembut dan lucu. Kami sangat senang
dan puas melihat tawa dan senyum di wajah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar